Nanang
Rustandi MH)*
SEJAK
dimulai penanaman program
ini, anggota kelompok sudah melakukan penanaman tanaman semusim,
meski dalam pelaksanaan Program Penanganan Lahan Kritis Sumber Daya
Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM), khususnya di Kelompok Tani Cinta
Mukti Desa Cintaasih Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur ini, tidak
tepat sesuai jadwal.
Penanaman
tanaman semusim baru bisa dilaksanakan pada bulan Desember 2012
akhir. Sebab, pada waktu penanaman tanaman pohon-pohonan dan
buah-buahan juga sempat terjadi pemunduran waktu yang seharusnya pada
bulan Oktober dan November 2012, namun akhirnya dilaksanakan pada
akhir Desember 2012.
Pemunduran
waktu ini juga berimbas pula pada pola tanaman petani yang tidak
serempak. Ada beberapa petani yang sudah dari awal menanam dengan
pola tanam yang sudah biasa dilakukan, seperti Jagung, Kacang Tanah,
Cabe, Jahe, Kacang Panjang, Ubi Jalar, Singkong, Terung, Mentimun,
Pisang, dan lain sebagainya. Sebab, prinsif petani tidak harus selalu
mengikuti jadwal dari program, selain karena sudah jadi kebiasaan
pendapatan sehari-hari dari tanaman semusim, juga karena dipastikan
tak tepatnya waktu penerimaan bantuan bibit program PLKSDA-BM tahun
2012.
Dari
sebanyak 52 anggota Kelompok Tani Cinta Mukti Desa Cintaasih,
Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur, hanya sekitar 20 orang saja
yang mendapatkan bantuan tanaman semusim. Selain karena terbatas
jumlah bibit yang diterima petani, ada sebagian juga yang menolak
bantuan bibit tanaman semusim. Rendahnya kualitas bibit dapat
dipastikan petani akan merubah pola tanaman yang sudah mulai
ditanaman semenjak bulan 5 sampai bulan 6, sehingga apabila yang
sudah ada diganggu, maka kualitas tanamanpun akan rusak (pundung
bahasa sunda).
Dari
tiga jenis bibit tanaman semusim yang diterima Koptan Cinta Mukti
Cintaasih, pada program PLKSDA-BM, diantaranya Kacang Tanah, Jagung
dan Kapolaga, hanya dua jenis tanaman semusim yaitu Jagung dan Kacang
Tanah yang paling dinanti petani. Meski untuk jenis Kapolaga juga
ditanam pada lokasi lahan yang masih kosong. Petani beranggapan kalau
Kapolaga bisa memakan waktu dua atau tiga tahun untuk bisa dipetik
hasilnya.
Jumlah
tanaman semusim seperti Jagung yang diterima Kelompok Cinta Mukti
Desa Cintaasih Gekbrong Cianjur ini hanya 5 kilogram dan bibit kacang
tanah sebanyak 20 kilogram. Anggota kelompok yang menerima bibit
Jagung itu antara lain, H Muhtar 1 kilogram, Bah Oha 2 kilogram,
Julaeha 1 kilogram dan Anom 1 kilogram. Minimnya jatah bibit jagung
yang diterima petani membuat tak semua petani bisa menanam tanaman
semusim. Meski jatah tersebut bena-benar diberikan pada anggota
kelompok yang dijamin akan ditanamn.
Selain
sedikit, kualitas bibit jenis jagung yang diterima juga tak memadai,
ya karena lokal. Hal itu diakui Ketua Kelompok A Hidayat (Pa Alit).
Ia membandingkan hasil dari kualitas jagung yang baik dengan kualitas
jagung yang kurang bagus. Menurutnya, seperempat kilogram jenis
jagung yang bagus, akan menghasilkan ratusan kilogram jagung. Merk
bibit jagung yang diterima itu bernama ‘Jambore’. Padahal kata
dia ada jenis bibit yang bagus yaitu dari merk ‘Talenta’, ‘Hawai’
atau ‘Golden’.
Begitu
juga untuk bibit tanaman semusim Kacang Tanah juga hanya mendapat
jatah 20 kilogram dengan jenis bibit merk ‘Anoa’. Maka hasilnya
pun tak maksimal, dari 5 kilogram hanya jadi 60 kilogram, dari 3
hanya jadi 22 kilogram. Hasil dari panen tanaman semusim kacang tanah
ini atas inisiatif kelompok, maka dibibitkan kembali dengan cara
dijemur agar kering untuk kembali dijadikan bibit.
Bibit
Kacang Tanah yang dapat antara lain, Ma Ehoy 1 kilogram, Anom 1
kilogram, Harun 3 kilogram, A Hidayat 3 kilogram, H Muhtar 5
kilogram, H Cicah 1 kg, Badin 1 kg, Asep Anwar 1 kg, Odih 1 kg, Jali
1 kg, Ikin 1 kg, Abdul 1 kg. Para petani juga mengakui, jika pola
tanam kacang tanah ditanam bukan pada waktunya, imbasnya bukan hanya
dari hasil panen yang minim, tanaman juga banyak yang terkena hama
kuuk atau ulat tanah, sehingga panen banyak yang gagal.
Menurut
aturan seharusnya tanaman kacang tanah baiknya ditanam pada bulan 8,9
dan 10 tahun 2012. Karena hujan pertama pada bulan 8, kalau ada hujan
waktu yang tepat pada bulan 9 dan 10 paling telat, tetapi pada tahun
ini melebihi dari jadwal yang bukan saatnya menanam.
Adapun
hasil dari panen para petani seperti yang dialami H Muhtar dari bibit
jagung sebanyak 1 kilogram, hasilnya 250 kilogram dengan harga jual
Rp 2000 per kilogramnya. Selain jagung dia juga menanam kacang tanah
yang asalnya 5 kilogram membuahkan hasil sebanyak 65 kilogram. Begitu
juga A Hidayat yang menanam bibit kacang tanah sebanyak 3 kilogram
menghasilkan 625 kilogram. Epon yang menaman bibit jagung sebanyak 2
kilogram, tetapi alasan kualitas bibit dan kondisi unsur hara tanah
yang kurang baik, sehingga ia alami puso putih. Namun, tak begitu
bagi Anom yang menanam bibit jagung 1 kilogram, setelah bibit
disortir hanya terpilih setengah kilogram bibit yang layak ditanam.
Hasil setelah panen sebanyak 150 kilogram yang jual Rp. 2000 per
kilogramnya.
Begitupun
dengan Julaeha yang mendapat bibit jagung sebanyak 1 kilogram dan
setelah panen menghasilkan 150 kilogram. Ayi juga tanam 1 kilogram
kacang tanah dan setelah panen jadi 13 kilogram. Sedangkan para
petani yang belum panen diantaranya, Cicah, Harun dan Ikin.
Meski
begitu para petani, khususnya kelompok PLKSDA-BM mengakui meski pola
tanam tanaman semusim tak maksimal, dan kualitas bibit yang masih
jauh dari harapan, akan tetapi bisa menikmati hasil yang cukup
lumayan. Para petani berharap ke depan pemeritah, Ditjen Bangda
Kemendagri, Bappeda Kabupaten Cianjur dan Dinas Kehutanan Kabupaten
Cianjur dapat memfasilitasi kebutuhan penghijauan, khususnya pada
tanaman semusim dapat lebih maksimal lagi. Keuntungan pun tak hanya
bisa dirasakan petani juga pemerintah.(Ditulis
Oleh TPM Desa Cintaasih Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar